Tampilkan postingan dengan label Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 November 2022

Daftar Film Moderasi Beragama

Link Nobar “Moderasi Beragama”, sebuah karya film pendek mahasiswa dalam rangka menyebarkan nilai-nilai moderat.

Mata Kuliah baru, pengampu baru dan harus diambil oleh mahasiswa semester 1, sebuah langkah berani yang diambil oleh UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan sebagai salah satu bentuk penyesuaian dari alih status lembaga (IAIN Pekalongan).


 #UINGusdur #UINKHABDURRAHMANWAHID #UINPekalongan #Moderasiberagama #Toleransi #Akomodatifbudayalokal #antikekerasan #cintatanahair #KPI #IAT

KPI C

1. Toleransi : https://youtu.be/d1HmrfTcQeM 

2. Akomodatif Budaya Lokal : https://youtu.be/Rt4MMPccBdE 

3. Anti Kekerasan: https://youtu.be/CPnrdOrXtnQ 

4. Cinta tanah Air: https://www.youtube.com/watch?v=763_hktwNJU 


KPI D

1. Toleransi : https://youtu.be/pLwwtEEutBU 

2. Akomodatif Budaya Lokal : https://youtu.be/D3apTULr108 

3. Anti Kekerasan : https://youtu.be/FXvDqRpXVWo 

4. Cinta tanah Air : https://youtu.be/k02nZNBdJzI  


IAT A

1. Toleransi: https://youtu.be/bh05Hpddk2g 

2. Akomodatif Budaya Lokal : https://youtu.be/AAPhAV8mqgY 

3. Anti Kekerasan : https://youtu.be/k2OhG_tVSZY 

4. Cinta tanah Air : https://www.youtube.com/watch?v=7g1Y6gUusdk


IAT B

1. Toleransi : https://www.youtube.com/watch?v=4gfcwWtVHJ4 

2. Akomodatif Budaya Lokal: https://youtu.be/4PPpqq0I4T4 

3. Anti Kekerasan : https://youtube.com/watch?v=zFyMiQuLfb0&feature=share 

4. Cinta tanah Air : https://www.youtube.com/watch?v=Oh_ThjDyPWk

Jumat, 19 Agustus 2022

Referensi Perkuliahan Moderasi Beragama

 Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib penciri institusi yang membekali mahasiswa dalam berfikir dan bersikap moderat sebagai bentuk perwujudan dari ajaran Islam rahmatan lil alamin. Mata kuliah secara teoritis dan praktis mengkaji mengenai moderasi beragama dengan tema pokok sebagai berikut: (1) Komitmen Kebangsaan, (2) Toleransi, (3) Anti Kekerasan, dan (4) Penerimaan Terhadap Tradisi Lokal.

Untuk memudahkan pengajaran dan pembelajaran, sivitas akademika diwajibkan membaca, menganalisa dan menulis yang berkaitan dengan moderasi beragama disertai referensi valid dan kredibel. Berikut beberapa referensi yang bisa dipakai dalam mendalami moderasi beragama dan bisa diunduh melalui link ini.

Rabu, 25 Maret 2020

Part 3: kuliah Bahasa al-Quran IAT A


Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam keseharian manusia, baik itu dalam usaha bisnis, berinteraksi dengan teman, bahkan dengan penyandang cacat. Dalam Bahasa Indonesia kata Bahasa mempunyai beberapa makna atau pengertian. Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi. yang dilambangkan itu adalah suatu pengertian, konsep, ide atau pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi. Lambang- lambang bunyi bahasa berwujud kata, frase, klausa, kalimat dan wacana. Karena bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang tidak mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa.[1]
Setidaknya ada dua teori tradisional yang menyatakan tentang kelahiran bahasa, yakni hipotesis monogenesis dan hipotesis poligenesis. Ening Herniti mengutip sumarsono memaparkan bahwa berdasarkan hipotesis monogenesis semua bahasa di dunia ini berasal dari satu bahasa induk dan menyakini keterlibatan Tuhan atau Dewa dalam permulaan sejarah berbahasa.[2] Sehingga menurut teori ini sejak generasi pertama manusia sudah dibekali kemampuan berbahasa, dan bahasa inilah yang diwariskankan kepada keturunan mereka (manusia).
Sedangkan hipotesis Poligenesis, masih menurut Ening Herniti adalah hipotesis yang menyatakan bahwa bahasa-bahasa yang berlainan lahir dari berbagai masyarakat, juga berlainan secara evolusi. Menurut teori ini, bahasa di dunia ini tidak mungkin berasal dari satu bahasa induk. Asal-usul bahasa itu sangat berlainan, bergantung pada faktor-faktor yang mengatur pertumbuhan bahasa itu.[3]

Membicarakan al-Quran yang menarik salah satunya adalah berbicara mengenai bahasa. Banyak cerita teologis mengenai perdebatan tsb yang bermuara nantinya pada al-Quran itu Qadim atau Hadis. Jika dilihat dari pemaparan pemakalah di atas, menurut anda bahasa al-Quran terkategorikan? Silahkan berdiskusi



[1] Abdul Chaer, “Linguistik Umum” 2, no. 2 (2011): hlm. 1.
[2] Ening Herniti, “Bahasa Dan Kelahirannya,” hlm. 112-113.
[3] Ening Herniti, hlm. 112.

Rabu, 18 Maret 2020

Part 2: Kuliah Sintagmatik-Paradigmatik Kelas A

Dalam penerapan ilmu semantik dalam menggali makna sintagatik dan asosiatif (paradikatik) dari sebuah kata, dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 
Mengumpulkan ayat/ kata yang menjadi kajian sentral
Menentukan makna dasar
Menentukan makna yang berhubungan( relasi) yang bersifat linear
Menentukan makna sintagmatik dan asosiatif
Menentukan “tempat” sebuah kata berdasarkan tema
Kemudian, dalam menentukan makna sintagmatik dan asosiatif, dapat dilakukan dengan berbagai relasi yang bersifat linear.
Contoh Penerapan:
surat al-An’am: 79 dan an-Nisa: 125 
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ  ) الأنعام :79 )
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۗ وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا (النساء: 125)
Kata hanifa di atas merupakan hal, sedangkan hal mensifati fi’il. Dalam ayat di atas terdapat fi’il ‘fatara’ sebelum kata hanif yang berarti hukum alam, maksudnya bahwa tabiat langit, bumi dan materi-materi yang ada dalam alam ini bergerak dan berubah-ubah. Dengan kata lain al-hunafa` adalah sifat alami dari seluruh tatanan alam semesta. Langit dan bumi sebagai struktur kosmos, bergerak dalam garis lengkung, bahkan elektron terkecil pun juga tidak luput dari gerakan ini. Sifat inilah yang menjadikan tata kosmos itu menjadi teratur.
Sedangkan analisa paradigmatik muncul ketika mempertemukan ayat-ayat yang bertempat di berbagai macam surah, dengan berdasarkan kepada teori bahwa kata adalah ekspresi dari makna dan yang terpenting dari suatu bahasa adalah maknanya, Tampak diatas perbandigan hanafa dengan janafa yang artinya condong kepada kebagusan seperti yang tertera pada surah al-Baqarah: 182
فَمَنْ خَافَ مِن مُّوصٍ جَنَفًا أَوْ إِثْمًا فَأَصْلَحَ بَيْنَهُمْ فَلَآ إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“barangsiapa khawatir terhadap orang yang berwasiat itu, berlaku berat sebelah atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan antara mereka, maka tidaklah ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Tampak pula perlawan konsep hanafa dengan konsep al-istiqamah, Kemudian tersimpulkan bahwa tidak pernah ditemukan ihdina ila al-hanifiyyah, tetapi ihdina al-shirath al-mustaqim, di surah al-Baqarah: 142, ali Imran:51 dan lain-lain.
سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا ۚ قُلْ لِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (البقراة: 142)
إِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۗ هَٰذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (ال عمران: 51)
al-Shirath al-Mustaqim inilah yang menjadi batasan ruang gerak dinamika manusia dalam menetapkan hukum Allah. Disinilah landasan teori limit bergerak sejalan dengan fitrah alam tersebut, dalam aspek hukum yang terjadi. Realitas masyarakat senantiasa bergerak secara harmonis. Sedangkan istilah As-Shirat Al-Mustaqim, adalah sebuah keniscayaan untuk mengontrol dan mengarahkan perubahan tersebut. Dengan demikian, AsShirat Al-Mustaqim menjadi batasan ruang gerak dinamika manusia dalam menentukan hukum. Atas dasar semua ini, memperoleh pemahaman bahwa letak kekuatan Islam sebenarnya adalah pada dua sifat ini, sebab dari dua sifat yang berlawanan ini akan muncul beragam alternatif dalam penetapan hukum Islam sesuai dengan perkembangan tata kehidupan manusia; Dari sinilah, lagi-lagi Syahrur memperkenalkan apa yang disebutnya teori hudud/batas/limit. Asumsi dasarnya adalah bahwa Allah, di dalam al-Qur`an, menetapkan konsep-konsep hukum maksimum dan minimum (al-istiqamah), dan manusia senantiasa bergerak dari dua batasan ini (alhanifiyyah).

Bagaimana penerapan langkah-langkah menggali makna sintagmatik-paradigmatik dalam contoh yg diajukan oleh pemakalah?