Sabtu, 26 Januari 2013

Kiamat Dalam Al-Quran Vs Al-Kitab



      A.    Pendahuluan
Tulisan singkat ini akan membahasa sebauh persoalan bagi sebagian orang memuakkan, yaitu eskatologi. Eskatologi berasal dari kata eschalos dalam bahasa Yunani yang berarti ‘yang terakhir’, ‘yang selanjutnya’, dan ‘yang paling jauh’. Secara umum merupakan keyakinan yang berkaitan dengan kejadian-kejadian akhir hidup manusia seperti kematian, hari kiamat, hari berakhirnya dunia, saat akhir sejarah, dan lain-lain. Ketika kata eschalos disandingkan dengan kata logos yang menjadi eskatologi dalam bahasa Indonesia berarti ilmu atau pengetahuan tentang hal-hal akhir, hal-hal pamungkas, atau yang menyangkut realitas akhirat sebagai akhir kehidupan seperti kematian, kebangkitan, pengadilan terakhir, serta kiamat sebagai akhir dunia. Melalui pendekatan normatif, penulis mencoba melihat nilai-nilai eskatologis yang di bicarakan oleh dua agama yang mempunyai sejarah bertautan, Islam dan Kristen. Dengan merujuk kepada Bible dan al-Quran, penulis mencoba mengapalikasikan dalam kehidupan yang kasat mata, bagaimana pun juga, berbicara mengenai eskatologi adalah berbicara mengenai sesuatu yang abstrak.
Kehidupan manusia adalah sebuah anugrah dan keinginan serta kehendak Sang Pemberi dan Pencipta Kehidupan. Manusia akan meninggalkan dunia saat Sang Pemberi amanah mengambil kehidupannya. Keberlangsungan itu suatu saat akan terjadi, dimana adanya sebuah hari yang menjadikannya semua itu berakhir. Fase keberadaan yang singkat di dunia ini sungguh memiliki nilai yang besar dalam kehidupan yang akan datang. Jalan kebahagiaan menuju kebahagiaan yang abadi di akhirat itu tergantung pada pencapaian manusia akan keluhuran hakiki pada dirinya dan terhadap orang lain. Meskipun kehidupan yang akan datang bersifat ghaib namun dalam ajaran agama samawi tetap menjadi prioritas untuk diterangkan dan di imani oleh penganutnya.
Seperti halnya yang dikatakan oleh Quraish Shihab bahwasannya dua pokok ajaran agama yang menduduki posisi yang penting dalam al-Quran adalah keimanan atas Tuhan dan keimanan hari kiamat.[1] Oleh karena itu, kajian mengenai hal tersebut urgent untuk dilakukan. Demikan pula dengan mengkaji tema tersebut dengan mengkomparasikan dengan kitab agama samawi lainnya, al-Kitab.
Bagaimana al-Quran berbicara tentang persoalan-persoalan eskatologi dan bagaimana Bible berbicara mengenai persoalan tersebut?. Apakah ada perbedaan di antara keduanya? Dan apakah perbedaan tersebut bisa di komparasikan?. Serta bagiamana aplikasi nilai-nilai eskatolgis tersebut dalam kehidupan?. Beberapa pertanyaan tersebut penulis mencoba menjawabnya dalam tulisan singkat ini.

    B.     Kiamat Prespektif al-Kitab dan al-Quran
Hari akhir atau kiamat dalam teologi Islam terbagi menjadi dua bagian, yaitu: kiamat kubra dan kiamat sugra. Kiamat kubra adalah: kiamat besar, kiamat yang di mana seluruh alam  dan kehidupannya dihancurkan oleh Tuhan. Kiamat sugra adalah: kiamat yang banyak dialami seperti kematian, bencana alam dan sebagainya.[2] Al-Quran sangat intensif memperhatikan masalah akhirat dibandingkan dengan kitab-kitab lainnya, seperti penyebutan hari kiamat sebanyak 70 kali, hari akhir 26 kali, akhirat dan negeri akhirat 117 kali, surga 141 kali, neraka 145 kali, jahanam sebanyak 77 kali dan banyak lainnya. Hal tersebut juga mengindikasikan bahwasannya al-Quran juga memperhatikan babak demi babak drama hari kiamat sedemikian rupa mulai dari berbangkit kembali, pengadilan terakhir, hingga berujung pada kenikmatan atau penyiksaan.[3] Banyak  redaksi yang digunakan Al-Quran untuk menguraikan hari akhir,  misalnya  yaum  Al-Ba'ts   (hari   kebangkitan)   yaum Al-Qiyamah  (hari kiamat),' yaum Al-Fashl (hari pemisah antara pelaku kebaikan dan kejahatan), dan masih banyak lainnya.[4]
Berikut ini s}u>rah al-Qura>n dengan kata kunci Al-Qiya>mah.[5]
No
S{u>rah
Ayah

1
Al-Baqarah
85,113,174,212

2
Ali Imran
55,77,161,180,185,194,

3
Al-Ni>sa>’
87,109,141,159,

4
Al-Ma>idah
14,36,64

5
Al-An’a>m
12

6
Al-A’ra>f
32,167,172,

7
Yu>nus
60,93

8
Hu>d
60,98,99

9
Al-Nah{l
25,27,92,124

10
Al-Isra>’
13,58,62,97

11
Al-Kahfi
105

12
Maryam
95

13
T{oha
100,101,124

14
Al-‘Anbiya>
47

15
Al-H{ajj
9,17,69

16
Al-Mu’minu>n
16

17
Al-Furqa>n
69

18
Al-Qas{as{
41,42,61,71,72

19
Al-Angkabu>t
13,25

20
Al-Sajadah
25

21
Qa>t}ir
14

22
Al-Zumar
15,24,31,47,60,67

23
Fus}ilah
40

24
Al-Syu>ra
45

25
Al-Jat^iyah
17,26

26
Al-Ahqa>f
5

27
Al-Muja>dalah
7

28
Al-Mumtahanah
3

29
Al-Qalam
39

30
Al-Qiya>mah
1,6


Bagaimana dengan al-Kitab?. Al-Kitab juga menerangkan hari kiamat dalam beberapa tempat sebagaimana berikut.[6]
No
Kitab
Pasal
Ayat

1
1 Tawarikh
16
33
PL
2
Mazmur
98
9
PL
3
Yesaya
13
6,7,8,9,13
PL
4
Yaheizkel
37
12

5
Daniel
12
1,2,3
PL
6
Malaekhi
3
16,18
PL
7
Matius
13
49,50
PB


24
27,29



25
32,33

8
Markus
13
26
PB
9
Lukas
12
51,52,53
PB


21
10,23

10
2 Korintus
5
10
PB
11
2 Timotius
4
1
PB
12
Wahyu
6
4,12,13,14
PB


8
2,7,13



9
3,4,5,6



12
7,8



16
2,8



20
11,12,13,15,



22
18


Dalam al-Kitab, baik perjanjian lama maupun perjanjian baru juga memberikan perhatian cukup banyak, terdapat 47 ayat, 21 pasal dan 12 kitab meski jumlah tersebut lebih sedikit dari pada jumlah yang terdapat dalam al-Quran. Namun demikian, ada beberapa perbedaan maupun persamaaan antara Bible dan al-Quran dalam beberapa hal sebagai berikut.
Pembahasan
Al-Quran
Al-Kitab
Sangkakala
“dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman”(Q.S Qaaf:20)
“dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). Dan terang benderanglah bumi (padang Mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah Para Nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan.(Q.S al-Zumar:68-70)

.


 8:6 Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala.

8:7. Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau.
8:8 Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah,
8:9 dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.
8:10 Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.
8:11 Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.
8:12 Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari.
8:13 Lalu aku melihat: aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: "Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya." (Wahyu)[7]

Kehancuran
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk, Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.(Q.S al-Hajj:1-2)


13:6. Merataplah, sebab hari TUHAN sudah dekat, datangnya sebagai pemusnahan dari Yang Mahakuasa.
13:7 Sebab itu semua tangan akan menjadi lemah lesu, setiap hati manusia akan menjadi tawar,
13:8 dan mereka akan terkejut. Sakit mulas dan sakit beranak akan menyerang mereka, mereka akan menggeliat kesakitan seperti perempuan yang melahirkan. Mereka akan berpandang-pandangan dengan tercengang-cengang, muka mereka seperti orang yang demam.
13:9 Sungguh, hari TUHAN datang dengan kebengisan, dengan gemas dan dengan murka yang menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi sunyi sepi dan untuk memunahkan dari padanya orang-orang yang berdosa.
13:10 Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak akan memancarkan cahayanya; matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan bulan tidak akan memancarkan sinarnya.
13:13 Sebab itu Aku akan membuat langit gemetar, dan bumipun akan bergoncang dari tempatnya, pada waktu amarah TUHAN semesta alam, dan pada hari murka-Nya yang menyala-nyala.(PL.Yesaya)


Kebangkitan
5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
6. yang demikian itu, karena Sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan Sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,
7. dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.(Q.S al-Hajj)


37:12 Oleh sebab itu, bernubuatlah dan katakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya, dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel.
37:13 Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya.
37:14 Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman TUHAN." (PL.Yahezkiel:37)


Penghakiman
159. tidak ada seorangpun dari ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.(Q.S al-Nisa’)



4:1. Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya. (PB.II Timotius)




Dengan demikian, perbedaan yang mencolok antara dua kitab suci tersebut adalah:
1.      Sangkakala
Meski sama-sama mengajarkan awal kiamat adalah di tiuapnya sangkakala oleh “juru tiup” akan tetapi di dalam al-Quran, tiupan sangkakala tidak disebutkan secara sistematis. Di dalam al-Quran, tiupan sangkakala teredaksikan dengan al-rajifah, al-radifah dan s}aihah. Umat Islam mensistematiskan tiupan tersebut juga mengalami perbedaan sebagaimana yang sudah di jelaskan. Sedangkan di dalam Bible, tiupan sangkakala sistematis dan “juru tiup” tidak hanya pada satu sosok melainkan tujuh sosok sesuai dengan jumlah tiupan yang ada.
2.      Penghakiman
Dalam pembahasan tema ini tidak bisa di lepaskan dari posisi Isa( Yesus dalam al-Kitab) di posisikan. Di dalam Islam, posisi Isa tidak lebih sebagai seorang utusan Allah yang bertugas untuk menyampaikan ajaran-ajaran-Nya. Sedangkan di dalam Kristen, Isa atau Yesus berposisi lebih dari utusan Allah, hal ini wajar karena system ketuhanannya adalah Trinitas. Oleh karena itu, ajaran Islam lebih menekankan kepada pemeluknya-tentunya juga untuk meyakininya-Allah al-Ha>kim lah sebagai satu-satunya hakim nantinya dan Isa sebagai saksi. Sedangkan dalam al-Kitab, Isa atau Yesus yang termasuk dalam salah satu “anggota” Trinitas maka bagi Kristiani Isa tidak hanya sebagai saksi di hari pembalasan namun juga “berperan aktif” menentukan keputusan yang ada.

C.    Telaah Konsep Eskatologi dan Aplikasinya Dalam Kehidupan
Perbincangaan tentang persoalan-persoalan yang abstrak (eskatologi) cenderung memuakkan bagi sebagian orang. Namun meninjau kembali orisinalitas kebebasan berpikir, perbincangan atas persoalan tersebut dapat menyegarkan pikiran  dan menginspirasi kita, sehingga wawasan yang kita miliki dapat bertambah dan kebahagian tersendiri yang dapat di nikmati. Dari perbincangan seputar persoalan-persoalan eskatologi melahirkan asketisme. Sebuah pandangan hidup yang menjadikan alam akhirat sebagai tujuan utama dalam hidupnya tanpa melupakan kewajibannya di alam dunia.
Sebuah contoh adalah perbincangan kematian. Sebuah awal perjalanan ruh yang berpisah jasadnya di hari kebangkitan nantinya-baik di al-Quran maupun Bible-bermuara pada dua ujung, merasakan kemanisan dari apa yang telah di lakukan di duni atau merasakan pahitnya pembalasan atas apa yang di lakukan. Jika di pahami dari entitas tersebut dalam kehidupan sehari kita maka kehidupan di dunia juga tidak lepas dari peranan ruh maupun jasadnya, contohnya jika hati berkata manis, maka mulut berkata juga tentang manis. Tidak sebaliknya, jika hati berkata manis, mulut mengatakannya pahit. Setidaknya contoh ini membuktikan dua hal, jika hawa nafsu berkuasa, maka ruh (cahaya kebenaran) dalam diri manusia tidak akan terpancar, tapi jika ruh berkuasa maka hawa nafsu ada dalam kendali ruh. Maka di sinilah pentingnya kesadaran manusia atas tindakan yang akan dan telah dilakunnya, yaitu dengan sikap jujur dan penuh tanggung jawab.
Lain halnya  ketika berbicara tentang hari kiamat. Hari kiamat secara bahasa mempunyai arti hari di mana ruh-ruh yang telah mati akan hidup mempunyai arti semantik tinggi dalam kehidupan manusia. Kehidupan yang selalu berputar tiap detik dan menitnya tidak jauh berbeda dengan serangkaian peristiwa kiamat nantinya. Terkadang di satu kesempatan mengalami kehancuran namun di saat lainnya kehidupan ini akan bangkit dari persoalan dunia yang di hadapi dan pada kesempatan lain akan mengalami timbal balik dari apa yang di lakukan selama ini.






D.    Kesimpulan
Dari pemaparan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut.
1.      Bible dan al-Quran mendudukan eskatologi dalam porsi yang banyak, hal tersebut mengindikasikan bahwasannya eskatologi patut untuk di kaji.
2.      Meski sama-sama berbicara mengenai eskatologi dalam banyak tempat, namun ada beberapa perbedaan ketika keduanya membicarakan mengenai sangkakala dan penghakiman.
3.      Meski berbicara persoalan-persoalan abstrak, nilai-nilai eskatologi dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.



[1] M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung:Mizan, 2001)  hlm. 95.

[2]  Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), hlm. 335-336.

[3] Abbas Rashed, Tour Kematian: The Story Of Death terj. Kamran As’ad Irsyadi (Jakarta: Amzah, 2008), hlm 227-228.

[4] M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran …hlm. 95.

[5] M. Fuad Abd al-Baqi, Mu’jam al-Mufarras li al-Faz{i al-Kita>b (Kairo: Da>r al-Hadi>s^,tt),hlm. 581-582.
[6] …”Hari Terakhir,Hari Penghakiman” dalam  http://www.bibleandkoran.net/ verhaal.php? lIntEntityId =31
[7] Dalam Bible, Hari Peniupan sangkakala di jelaskan sampai pada peniupan sangkakala oleh malaikat yang ke tujuh sebagaimana yang digambarkan pada pasal 9:1-21,10 dan 11:1-15. Hal ini berbeda dengan yang terdapat di al-Quran, tiupan sangkakala hanya terjadi dua kali, yaitu tiupan kematian dan tiupan kebangkitan. Namun menurut Mufassir lain,tiupan tersebut berjumlah tiga, yaitu tiupan keterkejutan,tiupan kematian dan tiupan kebangkitan. Selengkapnya lihat M. Achwan Baharuddin, Hadis-Hadis Analogi Hari Kebangkitan dengan Musim Semi (Yogyakarta:UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Ushuluddin,Studi Agama dan Pemikiran Islam,2011),hlm. 24-25. Akan tetapi, di dalam al-Quran peristiwa-peristiwa yang timbul akibat tiupan sangkakala (tujuh tiupan) sebagaimana yang dijelaskan dalam Bible sudah tercover dalam Q.S al-Takwir:1-13.