Kamis, 21 September 2017

Khutbah Tahun Baru Hijriyah

Monggo seng arep hutbah..
الْـحَمْدُ لِلهِ الَّذِي خَلَقَ كُلَّ شَيْء فَقَدَّرَهُ تَقْدِيْرًا وَأَتْقَنَ مَا شَرَعَهُ وَصَنَعَهُ حِكْمَةً وَتَدْبِيْرًا، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَكَانَ اللّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَرْسَلَهُ إِلَى الْـخَلْقِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا وَدَاعِيًا إِلَى اللهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا. أمَّا بَعْدُ: عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ. فقال تعالى : يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Hadirin sidang Jumah rahimakumullah
Hari demi hari, bulan ke bulan berikutnya, hingga tahun baru pun berganti. Hal ini menunjukkan semakin berkurangnya waktu hidup kita di dunia dan mengingatkan semakin dekatnya usia kita menuju alam akhirat.
Maka, menjadi waktu terbaik untuk selalu introspeksi diri atas segala amal yang telah kita kerjakan, agar selalu semakin lebih baik.
Seperti peringatan Allah di dalam ayat-Nya:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٌ۬ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ۬‌ۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ (١٨)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok [akhirat], dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Al-Haysr [59]: 18)
Dengan demikian kita harus selalu berprinsip bahwa semakin tambah umur, semakin baik amalnya. Serta hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan di dalam haditsnya:
خَيْرُالنَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ وَشَرُّالنَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَسَاءَعَمَلُهُ.
Artinya: “Sebaik- baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan bagus amalnya dan seburuk-buruk manusia adalah orang yang panjang umurnya dan buruk amalnya.” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Hakim).
مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ اَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ اَمْسِهِ فَهُوَ خَاسِرٌ وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ اَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ
Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka ia beruntung, barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka ia merugi dan barang siapa hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka ia dilaknat.  (HR. Al- Hakim)
Hadirin yang berbahagia
Karunia waktu adalah sesuatu yang sangat berharga bagi kita seorang Muslim. Bahkan lebih berharga daripada harta dunia yang kita miliki. Karena harta dunia apabila hilang maka masih bisa kita cari. Sementara waktu apabila telah berlalu tidak mungkin untuk kembali lagi. Sehingga tidak ada yang tersisa dari waktu yang telah lewat kecuali apa yang telah dicatat oleh malaikat. Baik buruk, besar kecil, semua tercatat sebagai amal kita.
Maka sungguh betapa ruginya orang yang tidak memanfaatkan waktunya untuk selalu menambah amal kebajikan, apalagi jika kemudian malah dipenuhi dengan kemaksiatan demi kemaksiatan.
Meskipun kehidupannya serba tercukupi dan serba ada, tapi apalah artinya kalau semua itu hanya akan berakhir dengan menerima siksaan api neraka di hari akhir.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingatkan kita di dalam ayat-Nya:
أَفَرَءَيْتَ إِن مَّتَّعْنَاهُمْ سِنِينَ . ثُمَّ جَآءَهُم مَّاكَانُوا يُوعَدُونَ . مَّآ أَغْنَى عَنْهُم مَّاكَانُوا يُمَتَّعُونَ
Artinya: “Maka tentunya engkau tahu, jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun. Kemudian datang kepada mereka azab yang telah diancamkan kepada mereka niscaya tidak berguna bagi mereka apa yang mereka selalu menikmatinya.” (Q.S. Asy-Syu’ara [26]: 205-207).
Tahun Baru Hijriyah yang kita lalui setiap tahun,  terkandung sejarah dan nilai-nilai yang terus relevan hingga kini. Nabi sendiri tak pernah menetapkan kapan tahun baru Islam dimulai. Begitu pula tidak dilakukan oleh khalifah pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Awal penanggalan itu resmi diputuskan pada era khalifah kedua, Umar bin Khathab, sahabat Nabi yang terkenal membuat banyak gerakan perubahan kebaikan selama memimpin umat Islam.
Momen hijrah Nabi dari Makkah menuju Madinah sebagai awal penghitungan kalender Islam mengandung makna yang sangat dalam.
Hijrah mengandung makna tekad untuk terus maju dalam kebaikan, semangat perjuangan menegakkan kalimah Allah, perencanaan yang matang, dan kerja keras ke arah tujuan yang jelas, ridha Allah.
Tujuan akhir ridha Allah, harus dimulai dengan niat awal karena Allah pula. Itulah maka, hadits yang berkitan dengan hijrah disandingkan dengan niat.
Dari niat ikhlas semata karena Allah itu, akan terus terpelihara perjuangan,  ikhtiar, pengorbanan, keteguhan prinsip, keseriusan, kesabaran, dan keistiqamahan.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Artinya: “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”
Hadirin yang Allah muliakan
Peristiwa hijrah merupakan tonggak perjuangan umat Islam untuk selanjutnya mereka tidak hanya dikagumi oleh kawan tapi juga disegani oleh lawan. Dengan totalitas hijrah ini, umat Islam tampil kokoh dan solid, teguh tapi sekaligus kasih sayang, tegar sekaligus lembut.
Mereka dipersaudarakan karena Allah dalam satu komunitas berjamaah, perjuangan jihad dan dakwah, nasihat dan tarbiyah. Mereka kuat dan solid karena berkumpul bukan sebab harta, usaha, bisnis, apalagi kepentingan politik. Namun berkumpulnya semata-mata karena panggilan jihad, panggilan tarbiyah sekaligus panggilan untuk sama-sama beribadah.
Allah menggambarkan keridhaan-Nya terhadap mereka pada ayat:
وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Artinya: “Dan orang-orang yang terdahulu yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah ridla kepada mereka dan mereka pun ridla kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (Q.S. At-Taubah [9]: 100).
Karena itulah, hadirin sekalian marilah kita jadikan Tahun Baru Hijriyah ini sebagai momentum perbaikan terus menerus dalam amal ibadah kita, baik yang bersifat individu maupun sosial.
Terlebih jika itu menyangkut juang umat, tarbiyah, dakwah dan jihad. Maka marilah kita koreksi diri kita, sudahkah kita berkontribusi lebih maksimal lagi, sesuai apa yang Allah karuniakan kepada kita. Sebab semua akan ada pertanyaan dan pertanggungjawabannya atas apa-apa yang kita miliki.
Harta, ilmu, fasilitas, makanan, kendaraan dan semua yang kita akui sebagai milik kita, akan ada konsekwensinya di hadapan Allah. Dan Allah tidak menulis apa-apa yang kita hayalkan, ingin ini ingin begitu, tetapi wujud nyata amal sholehnya. Itulah hakikat amal kita.
Hijrah dari Dunia Oriented menjadi Akhirat Oriented, itulah hijrah kita.
Seperti digariskan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهَ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ لَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang niatnya untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk padanya. Barangsiapa yang niatnya hanya untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (H.R. At-Tirmidzi).
Imam Hasan Al-Bashri menyimpulkan bahwa iman itu bukanlah khayalan dan angan-angan. Tapi iman adalah sesuatu yang diyakini dalam hati dan dibenarkan dengan amal perbuatan.
بَارَكَ الله لِى وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذْكُرَ الْحَكِيْمَ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَاِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ العَلِيْمُ, وَأَقُوْلُ قَوْلى هَذَا فَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْر الرحيمُ

Selasa, 20 Juni 2017

International Conference QUHAS and 2nd Annual Meeting AIAT 2017

CALL FOR PAPERS
International Conference on Qur'ān and Ḥadīth Studies (ICON-QUHAS) and the 2nd Annual Meeting of Indonesian Association of Qur’anic Studies (AIAT)
Jakarta, November 6-8, 2017

A.  Main Theme: The Current Status and Development of Qur’ānic and Ḥadīth Studies: Sources, Discourses, and Practices

Topics:
- Methodologies of Qur’ānic and Ḥadīth studies
- Living Qur’ān and Living Ḥadīth/Sunnah
- Educational Institutions of Qur’ānic and Ḥadīth Studies
- The Qur’ān and Ḥadīth and the Social Issues
- Qur’ānic and Ḥadīth Studies in Indonesia

B. Invited Speakers:
Prof. Dr. Kamaruddin Amin, MA (Director General of Islamic Education, Ministry of Religious Affairs)
Prof. Dr. Said Agil Husein al-Munawwar (Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta)
Prof. Dr. Nasaruddin Umar,  MA (Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta)
Prof. Dr. M. Amin Abdullah, MA (Sunan Kalijaga State Islamic University Yogyakarta)
Prof. Dr. Mun’im Sirry, MA (University of Notre Dame, Indiana, USA)
Prof. Dr. Adis Duderija, MA (Griffith University, Australia)
Prof. Dr. Muhamad Ali, MA (University of California, Riverside USA)
Sahiron Syamsuddin, MA, Ph.D (Head of Indonesian Association of Qur’anic Studies/ Sunan Kalijaga State Islamic University Yogyakarta)
Dr. Alfatih Suryadilaga, MA (Head of Indonesian Association of Hadith Studies/ Sunan Kalijaga State Islamic University Yogyakarta)
Ahmad Rafiq, Ph.D (Indonesian Association of Qur’anic Studies/ Sunan Kalijaga State Islamic University Yogyakarta)

C. Important Dates:
        Paper Submission (max 7 pages) August 10, 2017
Notification of Acceptance October 10, 2017
Registration and Payment October 17 – 31, 2017
Final Camera Ready October 31, 2017
Conference Date November 6-8, 2017

D. Paper Submission
- Papers should be written in readable and plain English and between 5 to 7 pages.
- Language: English is the working language of the conference. If English is not your native language, please have your papers read by a native English speaker, or seek online services of proof reading to improve the language of your papers. Please note that your paper is subject to further review and it may be rejected if it is deemed that English of your paper is not acceptable.
- Paper submission is done through the EasyChair system https://easychair.org/conferences/?conf=iconquhas2017 . If you already have an account for EasyChair just login with your existing account. If you don't have an EasyChair account you can register on the EasyChair Registration Page or during the paper submission process.

E. Publications
- Accepted papers will be published in the ICONQUHAS2017 Conference Proceedings and be submitted to be published in an internationally indexed conference proceeding (Thompson Reuters published by Atlantis Press);
- Best Paper will be recommended, with some revision (30%), to be published on Scopus Journals, Accredited Journals (HIPIUS), and National Journals (NUN, Refleksi, QUHAS).

F. Registration Fee
International Presenter USD 300
International Student Presenter USD 150
International Participant USD 150
International Student Participant USD 100

Indonesian Presenter Rp. 1.200.000,-
Indonesian Student Presenter Rp.     750.000,-
Indonesian Participant Rp.     500.000,-
Indonesian Student Participant Rp.      250.000,-

The fees include:
Beverage and meal during the event
Access to all talks, sessions and book exhibition
Conference kits
Certificate
Paper submitted and published by Atlantis Press

Payment method

Payment should be made through:
UIN Jakarta
Account No: 0189298613
Bank Address:
BNI Cabang Fatmawati UIN Syarif Hidayatullah
Swift Code: BNINIDJA
Send your proof of payment to iconquhas@uinjkt.ac.id

G. Contact Us
The ICONQUHAS 2017 Secretariat
Faculty of Ushuluddin – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia,
        4th Floor
        Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat, Jakarta, 15412
        INDONESIA

        Email: iconquhas@uinjkt.ac.id
        Whatsapp: 081314758035 and 08128340778

Sumber :http://iconquhas.event.uinjkt.ac.id/